26 May 2013

Satelit Hacker

Hindari Sensor, "Hacker" Akan Orbitkan Satelit Sendiri

NASA

ILUSTRASI Satelit
Banyak pelaku dunia hiburan yang menggunakan internet untuk kepentingan industri. Bagi kelompok hacker (peretas), yang mereka butuhkan bukanlah uang, melainkan kepuasan untuk mendapatkan dan membagikan informasi. Kebebasan ini kadang dibatasi oleh sensor, terutama oleh pemerintah.

Agar memiliki jaringan sendiri yang bebas dari sensor, kelompok peretas berusaha meluncurkan satelit komunikasi ke luar angkasa. Hal ini diampaikan secara lengkap dalam sebuah acara bertajuk Chaos Communication Congress yang berlangsung di Berlin, Jerman.
Proyek peluncuran satelit yang diberi nama Hackerspace Global Grid (HGG) akan mengirimkan minimal satu satelit ke orbit, yang akan berkomunikasi dengan berbagai stasiun bumi (ground station), dengan menciptakan jaringan independen.

"Tujuan pertama adalah menciptakan internet yang tidak memiliki sensor di suatu tempat.  Mari kita buat internet di luar kontrol entitas teresterial," ujar aktivis Nick Farr. Tim ini berharap prototipe tiga stasiun bumi bisa rampung dalam paruh pertama tahun 2012, dengan perangkat yang akan diproduksi dan dijual tanpa mengambil keuntungan. Diperkirakan setiap ground station akan menghabiskan biaya sekitar 100 Euro (setara dengan 130 dollar AS).

Namun, Professor Alan Woodward dari Universitas Surrey mengatakan, sangat sulit untuk melihat bagaimana satelit dapat digunakan sebagai grid komunikasi. "Ketika satelit menjauh dari bumi maka akan ada keterlembatan sinyal sehingga mengganggu aplikasi internet tertentu," jelas Prof. Woodward. Ia menyarankan satelit ditempatkan di orbit geostasioneri di atas garis khatulistiwa sehingga memungkinkan mereka untuk mencocokkan gerakan bumi.

Prof. Woodward menambahkan, penempatan satelit di luar angkasa untuk mendapatkan jaringan internet tanpa sensor mungkin juga tetap akan berbenturan dengan aturan hukum di masing-masing negara. Aktivitas ini merupakan aktivitas ilegal, dan negara manapun bisa menonaktifkan satelit ini apabila berada dalam wilayah satelit milik suatu negara tertentu.

Sumber : kompas.com

Malware Android




Tak diragukan lagi bahwa popularitas Android telah membuat platform mobilebesutan Google itu jadi target favorit penjahat cyber.


Akan tetapi, laporan terbaru dari firma keamanan Kaspersky mengungkap temuan yang lebih mencengangkan, yaitu sebanyak 99,9 persen malware baru yang muncul pada kuartal pertama 2013 dirancang untuk "berkeliaran" di perangkat Android.

Seperti dikutip dari Mashable, kebanyakan dari malware tersebut termasuk kategori virus trojan. Jenis trojan yang paling banyak ditemukan adalah SMS trojan (yang mencuri uang dengan mengirim pesan ke nomor premium) bertanggung jawab atas 63,6 persen serangan.

Kaspersky juga melaporkan bahwa jumlah malware mobile meningkat drastis pada awal tahun ini. Selama tiga bulan pertama 2013 saja, jumlah malware mobile sudah menyamai setengah dari jumlah keseluruhan yang tercatat sepanjang 2012.

Di luar dunia gadget mobile, tren metode injeksi malware bergeser ke arah penggunaan tautan berbahaya yang akan menginfeksi komputer pengguna apabila diklik. Sebanyak 91 persen malwaredikirim dengan cara ini.

Dalam hal negara asal malware, Amerika Serikat menempati urutan pertama dengan 25,1 persen, diikuti Rusia dan Belanda, yang masing-masing mencatat 19,2 persen dan 14,4 persen.

Sumber : kompas.com

16 May 2013

BlackBerry "Lepas" BBM ke Android dan iPhone

ORLANDO, Sebuah "kejutan" disampaikan BlackBerry dalam BlackBerry Live 2013 di Orlando, AS, pada Selasa (14/5/2013). Layanan "jagoan" mereka, BlackBerry Messenger (BBM), akan tersedia untuk Android dan iOS.

CEO BlackBerry, Thorsten Heins, mengatakan, BBM untuk platform lain akan tersedia pertengahan tahun ini untuk perangkat iPhone (iOS 6 ke atas) dan Android (Ice Cream Sandwich).

"Ini merupakan pernyataan percaya diri kami bahwa platform BlackBerry 10 sudah cukup bagus sehingga BBM bisa disebarkan ke sistem lain," ujar Heins.

Pada awalnya, BBM di Android dan iOS akan memliki fitur standar seperti pengiriman pesan dan Group. Namun, Heins berjanji fitur yang lebih lanjut juga akan hadir. Hal itu termasuk, ujarnya, BBM Video, Voice, dan Screen Share.

Rumor akan hadirnya BBM di platform lain, terutama Android, memang sudah terdengar sejak 2012. Akhirnya, di gelaran BlackBerry Live 2013, hal ini diresmikan.

"Kami membuat platform BBM lebih kuat dari sebelumnya," ujar Heins.

Di acara yang sama, BlackBerry juga mengumumkan fitur baru BBM Channel yang sedang dalam tahap Beta (uji coba).

Fitur BBM Channel akan memungkinkan terbentuknya komunitas berbasis BBM. Nantinya BBM Channel akan dimanfaatkan brand atau selebriti.

Sumber : www.kompas.com

14 May 2013

3 Alasan jangan pakai Windows jadul


Microsoft sedang berusaha merayu pengguna yang masih memakai software "tua" untuk beralih ke software atau sistem operasi yang lebih baru. Microsoft mengungkap tiga alasan mengapa pengguna perlu "migrasi" ke software atau sistem operasi terbaru.

Business Group Lead Windows Microsoft Indonesia, Lucky Gani, menjelaskan, software tua tidak lagi mendapat dukungan penuh dari perusahaan yang mengembangkannya. Hal ini akan dialami sistem operasi Windows XP dan software perkantoran Office 2003, yang akan dihentikan dukungannya pada April 2014.

Secara umum, produk Microsoft memiliki dua "siklus kehidupan". Pertama adalah mainstream support, sebuah produk akan diperbarui di segala sektor, meliputi keamanan, stabilitas, patch, dan pengadaan fitur baru secara gratis.

Siklus kedua adalah extended support. Dalam hal ini, Microsoft hanya akan memperbarui sektor keamanan untuk menambal celah keamanan. Sementara pembaruan jenis lainnya tersedia secara berbayar.

Jika perusahaan sudah menghentikan dukungan teknis, software bersangkutan tidak mendapat mainstream support dan extended support. Di tahap ini, menurut Lucky, ada risiko keamanan, yaitu sebuah komputer akan rentan terhadap serangan virus dan program jahat karena tidak adanya pembaruan sistem keamanan untuk menangkal serangan cyber yang makin canggih.

"Ini alasan pertama pengguna migrasi ke software dan OS yang lebih baru. Tanpa security update, dikhawatirkan virus bisa mencuri atau merusak data dan informasi bisnis Anda," jelas Lucky dalam diskusi di kantor Microsoft Indonesia di Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Alasan kedua, jika timbul masalah pada komputer yang menggunakan sistem operasi tua, dukungan teknis yang tersedia secara online maupun melalui telepon tidak lagi tersedia. Pengguna harus menghadapi sendiri permasalahan tersebut.

Down time menjadi alasan ketiga. Anda harus bersiap menanggung risiko terganggunya aktivitas bisnis karena alasan teknis pada komputer bisa berupa software maupun hardware.

Jika menjalankan bisnis dengan komputer, lalu terjadi gangguan pada komputer tersebut, Anda akan kehilangan waktu karena komputer rusak dan tidak dapat beroperasi. Bagi pelaku UKM yang memiliki perangkat komputer terbatas, hal ini tentu merugikan usaha.

Microsoft mengajak pengguna untuk migrasi menggunakan software dan sistem operasi terkini, yang diklaim memberi pengalaman komputasi lebih baik. Software versi terbaru tentu mengalami penyempurnaan dan mengikuti tren teknologi, termasuk komputasi mobile dan komputasi berbasis awan (cloud).

Sumber : kompas.com

13 May 2013

Dunia Digital Masa Depan?


KOMPAS.com - Dalam buku berjudul The Extreme Future: the Top Trends that Will Reshape the World in the Next 5, 10, and 20 Years, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1997, seorang futurist bernama James Canton memaparkan beberapa tren yang akan mengubah wajah dunia masa depan.

James Canton adalah  seorang entrepreneur, sekaligus CEO dan Chairman Institute for Global Future, sebuah lembaga think tank yang bermarkas di San Fransisco, AS.

Di buku tersebut, selain meramalkan soal transformasi ekonomi secara global dan krisis energi yang akan memuncak, Canton juga menggambarkan peran penting ilmu pengetahuan dan teknologi dalam merevolusi dunia. Dia juga mengangkat istilah “innovation economy” atau ekonomi yang berbasis inovasi.

Innovation economy berbicara tentang bagaimana manusia harus mampu berpikir ke depan, menciptakan ide, lalu memanfaatkan teknologi untuk mewujudkan ide tersebut menjadi inovasi yang bisa dikembangkan secara ekonomi dan global. Contohnya seperti penemuan bola lampu oleh Thomas Alva Edison.

Canton juga meramalkan soal inovasi-inovasi berbasis sains dan teknologi. Beberapa contohnya sudah bisa kita lihat saat ini, seperti komputer yang ukurannya semakin mungil, robot-robot yang bisa menggantikan fungsi manusia dan mendampingi manusia dalam bekerja, serta beragam teknologi “ajaib” di dunia medis. Menurutnya, kloning organ tubuh tidak akan menjadi hal yang aneh di masa depan.

Selain ramalan positif tentang inovasi teknologi, Canton juga memaparkan ramalan yang mengerikan tentang masa depan, termasuk kejahatan-kejahatan yang memanfaatkan teknologi. Contohnya, bioterorisme dan terorisme cyber.

Nah, rupanya bukan Canton saja yang ingin membuat prediksi tentang dunia masa depan. Dua pejabat Google, Eric Schmidt dan Jared Cohen, pun melakukan riset untuk memprediksi masa depan dunia.

“The New Digital Age”

Bulan Januari 2013, media banyak memberitakan soal kunjungan Chairman Google, Eric Schmidt, ke Korea Utara. Dalam perjalanan itu, Schmidt ditemani oleh Jared Cohen, salah seorang direktur di Google. Kunjungan itu menuai banyak pertanyaan dari publik, serta kritik dari Pemerintah AS. Terlebih lagi, sebulan sebelumnya, yakni pada Desember 2012, baru terjadi insiden peluncuran roket yang dilakukan oleh pemerintah Korea Utara.

Kunjungan Schmidt dan Cohen ke negara yang menjadi saudara sekaligus musuh dari Korea Selatan itu terbilang menarik, terutama karena selama ini Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara yang sangat membatasi penggunaan internet. Apakah kunjungan itu merupakan bagian dari misi Google untuk membawa internet ke dunia?

Ternyata, kunjungan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak kunjungan yang dilakukan oleh Schmidt dan Cohen untuk melakukan riset demi menyusun buku mereka yang berjudul “The New Digital Age: Reshaping the Future of People, Nations and Business”. Inti dari buku yang diterbitkan pada 23 April 2013 lalu itu, adalah tentang bagaimana teknologi dan internet bisa mengubah dunia.

Untuk menyusun buku itu, selain mengunjungi Pyongyang, ibukota Korea Utara, Schmidt dan Cohen juga mengunjungi negara-negara lain di kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Asia. Dalam kunjungan-kunjungan itu, mereka bertemu dengan para pemimpin negara, entrepreneur, serta para aktivis untuk melihat dan mendengar langsung tentang tantangan-tantangan teknologi yang dihadapi di setiap negara.

Eric Schmidt dan Jared Cohen adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan segudang pengalaman di dunia internet dan teknologi. Schmidt dikenal sebagai salah seorang pemimpin hebat di Silicon Valley. Mantan CEO Google ini memiliki andil besar dalam membesarkan perusahaan yang didirikan oleh Sergey Brin dan Larry Page, hingga mendunia seperti saat ini.

Sementara Jared Cohen adalah direktur Google Ideas, unit think tank di Google yang meneliti dampak-dampak teknologi. Cohen yang merupakan mantan penasihat dua orang Menteri Luar Negeri AS, yakni Condoleezza Rice dan Hillary Clinton, mempunyai peran penting dalam membantu pemerintah AS membentuk cara berpikir mereka mengenai teknologi.

Dalam buku tersebut, kedua “global thinker” itu berkolaborasi memaparkan visi-visi mereka tentang masa depan. Dalam satu kalimat, dunia masa depan menurut mereka adalah sebuah dunia di mana orang-orang saling terhubung—dunia yang penuh dengan tantangan dan membuka banyak kesempatan bagi setiap orang.

Schmidt dan Cohen menggabungkan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pelik tentang masa depan.

Contohnya, kekuatan siapakah yang lebih besar di masa mendatang—sebuah negara atau warganya? Akankah teknologi mempermudah atau mempersulit teroris dalam melakukan aksinya? Ketika orang-orang telah terhubung melalui internet, perubahan apakah yang akan terjadi dalam perang, diplomasi, dan revolusi di masa depan? Lalu, bagaimana teknologi dapat membantu membangun masyarakat?

Sumber : kompas.com

DanZen

DANZEN BLOG | Seputar Teknologi dan Internet

ads

Popular Posts