17 July 2013

5 Hal Mudah Agar Client Menyetujui Rancangan Kita

Sebagai seorang designer grafis, tentu kamu setuju bahwa, salah satu pekerjaan yang paling sulit yang pernah kamu hadapi adalah meyakinkan klien agar mengatakan ‘YA’ dan menyetujui ide-ide design grafis yang kamu ajukan. Tentunya, jangan pernah menganggap hal ini sebagai sebuah dilema, karena toh berurusan dengan client memang merupakan bagian dari “paket” pekerjaan kamu sebagai designer grafis. Tapi, jujur saja, memang terkadang sulit jika kamu berhadapan dengan client yang bersikeras untuk menolak konsep design yang kamu ajukan, dan sepertinya sulit sekali untuk “ditaklukkan”.

Sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk membuat client mengatakan “ya” dan menyetujui design yang kamu ajukan. Asalkan, kamu tidak melupakan fakta bahwa, semua proses pengajuan ide design ini bukanlah perkara siapa yang benar-siapa yang salah, namun tentang apa yang akan membuat client merasa puas, sehingga ia akan dengan senang hati menganggukkan kepalanya untuk ide design yang kamu ajukan. Ini tentang membuat client setuju, atau setidaknya berpikir bahwa desain yang kamu ajukan memenuhi kebutuhan bisnis mereka.

Sepanjang perjalanan karir kamu sebagai designer grafis, jangan terkejut jika kamu menemui berbagai jenis client yang berbeda. Ada client yang dengan mudah dapat diyakinkan. Namun, ada pula beberapa client yang harus kamu “edukasi” terlebih dulu agar bisa setuju dan yakin dengan ide design yang kamu ajukan. Dan, ya, klien seperti ini adalah salah satu kesulitan terbesar yang banyak dihadapi oleh para designer grafis muda pada tahap awal karir mereka. Namun, dengan mengikuti pendekatan yang berbeda, dijamin deh kamu dapat dengan mudah membuat client dengan mengatakan YA untuk design yang kamu ajukan.

Berikut adalah 5 cara bijak yang dapat kamu lakukan agar client menyukai design yang kamu ajukan:

1. Pertahankan Status “Ahli”
Hubungan yang terjalin antara client dan designer sebisa mungkin merupakan hubungan dua arah, di mana client juga dapat menyampaikan ide-ide yang ada di pikirannya. Namun demikian, sebagai seorang desainer grafis, kamu harus memiliki metodologi yang menempatkan kamu di posisi yang memegang kendali. Hal ini juga memungkinkan kamu untuk menetapkan tingkat harapan client, sehingga ia menyadari hasil yang akan ia dapatkan, dan tidak berharap terlalu tinggi atau justru terlalu rendah.

2. Gunakan Pendekatan Optimistik
Meskipun ide yang disampaikan client kedengarannya sangat konyol bahkan mustahil, jangan pernah menganggap remeh atau mengecilkan apa yang telah client sampaikan. Alih-alih bersikap kritis, gunakan pendekatan optimis untuk menanggapi ide-ide konyol yang client sampaikan. Coba gunakan teknik “YA … TAPI”. Sebagai contoh, katakan saja, “YA! Versi yang Anda sampaikan juga sama baiknya, NAMUN apa yang saya usulkan akan lebih baik untuk perkembangan citra bisnis Anda”. Di samping untuk menjaga perasaan client, teknik ini juga bisa menempatkan ide design yang kamu ajukan berseberangan dengan ide yang client miliki di pikirannya, namun dengan cara yang tetap positif.

3. Berikan Edukasi pada Client
Beberapa client perlu diedukasi akan peranan mereka dalam sebuah proyek design. Oleh karena itu, lebih baik sebelum kamu memulai sebuah proyek tertentu, adakan pertemuan terlebih dahulu untuk menjelaskan seluruh proses kerja yang akan kamu lalui. Hal ini akan memungkinkan client untuk menyadari parameter dan tanggung jawab mereka dalam proyek design yang kamu geluti.

4. Presentasi yang Meyakinkan
Presentasi adalah segalanya. Hal ini sudah menjadi aturan baku bagi semua bidang industri yang kita tawarkan, tak terkecuali dalam dunia design grafis. Cara yang kamu gunakan untuk menyajikan ide dan konsep design memegang peranan besar untuk meyakinkan sang client. Misalnya, jika kamu menyiapkan desain logo yang sangat kreatif, namun dicetak dengan kualitas rendah, dan kemudian menampilkannya di hadapan client, maka kemungkinan besar client tidak akan mengatakan ‘ya’ untuk desain yang kamu ajukan, tak perduli seberapa bagus dan jenius konsep design tersebut sebenarnya. Oleh sebab itu, selalu pastikan bahwa presentasi memegang kedudukan tertinggi, dan persiapkanlah dengan sangat matang.

5. Sampaikan Kelebihan yang akan Diperoleh Client
Alih-alih menyoroti gaya dan fitur ornament dari desain, alangkah baiknya jika kamu menjelaskan manfaat bisnis dari ide yang kamu sajikan kepada klien. Kamu bisa saja menghabiskan banyak waktu, mencoba untuk menjelaskan aspek-aspek teknis dari sebuah desain, tetapi pada kenyataannya adalah, perhatian client sebenarnya lebih tertuju pada “bagaimana design yang kamu buat akan menguntungkan bisnis mereka”. Jadi, kamu bisa menghemat banyak waktu dengan langsung mengutarakan keuntungan-keuntungan ide design yang kamu jelaskan kepada perusahaan client, seperti bagaimana konsep desain yang kamu buat akan dapat memperkuat citra bisnis mereka di hadapan khalayak. Percayalah, client akan jauh lebih terpukau, dan akan segera mengangguk setuju, ketimbang jika kamu menjabarkan panjang lebar teknis design – sesuatu yang bagi seorang client bukanlah merupakan poin yang penting.

No comments:

Post a Comment

DanZen

DANZEN BLOG | Seputar Teknologi dan Internet

ads

Popular Posts